Kamis, 15 Oktober 2015

ESTETIKA ABAD PERTENGAHAN DAN ESTETIKA ABAD PRAMODEREN



MAKALAH
ESTETIKA ABAD PERTENGAHAN
 DAN
ESTETIKA ABAD PRAMODERN

Untuk memenuhituga mata kuliahPendidikanSeniRupa yang dibinaoleh
Bapak Muhammad ReyhanFlorean, M.Pd





 DisusunOleh :
Kelompok5 
    AyuNovitaPristiani                       NPM 14186206094
Astrid LusyAyuningtyas                NPM 14186206095
Ingrid BelaSuastiaji                        NPM 14186206096
LintangPermata                              NPM 14186206097
DesiKartika Sari                             NPM 14186206329

Kelas :3C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
TahunAjaran 2015/2016





KATA PENGANTAR

Pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkansegalarahmat, hidayah, dan taufiknya  sehingga penulisdapatmenyelesaikanmakalahini.Makalahiniberjudul “Estetika Abad Pertengahan dan Estetika Abad Pramodern” merupakantugasdarimatakuliahPendidikanSeniRupayang dibinaolehBapak Muhammad ReyhanFlorean, M.Pd.
Penulis menyadaribahwapenulisan makalah inimasih sangat jauhdari sempurna, sehinggamasihperlubimbingandanarahan.Mengingatketerbatasanwaktu, tenagadankemampuanpenulis, oleh karena itu penuli ssangatmengharapkanbimbingan, saran dankritik yang membangun demi kebaikandankesempurnaanpenulisanmakalahberikutnya.
Semogamakalahinisangatbermanfaatbagipenulis, pembacapadaumumnyadanpendidikpadakhususnya.



Tulungagung,Oktober 2015

Penyusun










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 LatarbelakangMasalah.......................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah.................................................................................. 1
1.3Tujuan Penulisan.................................................................................... 1
1.4 ManfaatPenulisan................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
2.1 Estetika Abad Pertengahan.................................................................. 2
2.2 Estetika Abad Pramodern..................................................................... 7

BAB III   PENUTUP................................................................................... 10
3.1  Kesimpulan.......................................................................................... 10
3.2  Saran.................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangMasalah
Estetika merupakan filsafat mengenai keindahan. Setiap karya sastra terdapat unsur estetik yang memperindah sebuah satra. Di dalam estetik terdapat estetik moderen dan estetik tradisional maka hal tersebut tidak terlepas dengan sejarah perkembangan mengenai esetika. Dalam perkembangannya, pada zaman pertengahan estetika terdpat beberapa masa seperti msa purba dan masa kuno, selain itu zaman pertengahan estetika jugasangat dipengaruhi oleh sudut agama. Dimana unsur-unsur estetika dalam setiap pernak-pernik perlengkapan peribadatan  dan juga pada kesenian dan drama sangat dipengaruhi oleh sudut agama. Pada zaman pertengahan yang lebih signifikannya pada masa purba terdapat gagasan gagasan mengenai keindahan dan juga teori mengenai simbol-simbol.  Dalam hal ini seorang tokoh Thomas Aquino yang mengemukakan uraian pendek mengenai keindahan. Konsep mengenai keindahan jug banyak dikemukakan oleh tokooh lainnya karena dalam setiap yang ada di alam semesta ini, memiliki nilai estetika

1.2 RumusanMasalah
1.      Bagaimanakahestetikapadaabadpertengahan ?
2.      Bagaimanakahestetikapadamasapramodern ?

1.3 TujuanPenulisan
1.      Menjelaskanestetikapadaabadpertengahan
2.      Menjelaskanestetikapadamasapramodern

1.4    ManfaatPenulisan
Hasildaripenulisaninidiharapkandapatmemberikanmanfaatkepadasemuapihak.Diantaranyabagipembacayaitudapatmengetahuiestetikaabadpertengahandanestetikaabadpramoderndanbagipenulisyaitudapatmenambahpengetahuanpenulistentangestetikaabadpertengahandanestetikaabadpramodern, sertamenambahpengalamanpenulisdalampembuatanmakalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Estetika Abad Pertengahan
Pseudo-Dionysius Areopagita (500) secara langsung tidak memegang peranan penting dalam filsafat keindahan, akan tetapi karyanya sangat dipengaruhi oleh Neoplatonisme dan Agustinus. Mengenai keindahan ada beberapa gagasan yang kemudian mempengaruhi pandangan keindahan menjadi tradisional. Gagasan-gagasan itu dikembangkan selaras dengan garis besar seluruh karyanya yaitu dengan menekankan kepada peranan dari suatu susunan hirarkis yang mengadakan semua keikutsertaan cahaya yang mempengaruhi bagan lebih lanjut dalam teori tentang keindahan
Sebelumnya, seni rupa, musik dan drama pada abad pertengahan didukung oleh para penguasa negara dan masyarakat, akantetapi jauh daripada dahulu dan sesudahnya pada abad pertengahan seni dipengaruhi oleh agama. Seperti pada tempat ibadah dengan segala perhiasannya, buku dengan perhiasan atau miniaturnya, pakaian dan alat-alat peribadatan, sastra, musik dan juga drama merupakan pengaruh agama terhadap seni. Kesenian dan karya seni berhubungan dengan agama dan dalam perkembangannya, seni dan religi berkaitan erat satu sama lain. Di wilayah dunia bagian Barat yaitu sekitar laut tengah pada abad pertengahan, ada tiga agama yang menentukan perkembangan seni, yakni: Yahudi, Kristiani dan Islam. Ketiganya merupakan agama moneteis yang dalam sejarah berasal dari satu akar. Khususnya mengenai anggapannya tentang seni religius agama Yahudi dan sikap yang menjadi nyata dalam kesenian dari ilhamnya Kristiani. Masalah keindahan ternyata kadang-kadang dikaitkan dengan ajaran agama, seperti lukisan-lukisan geometris Islam yang dipengaruhi oleh ajaran yang mengharamkan penggambaran makhluk hidup.
Dalam lingkungan Yahudi dan di lingkungan Islam sangat ditekankan transendensi Allah yang tidak dapat dan tidak diboleh digambarkan dalam berhala-berhala. Pendirian itu mempengaruhi secara khusus seluruh bidang seni rupa. Gambar-gambar atau patung yang berusaha menyatakan Allah atau yang ilahi itu dilarang, apalagi manusia dan biasanya hewan-hewan tidak boleh dipahat atau dilukiskan. Dari sudut lain jelaslah bahwa seni rupa yang bermotif (umpamanya) bunga-bunga, daun-daun dan rantai ataupun hanya yang bermotif matematim sangat dikembangkan pula keahlian dalam memakai warna-warni gemilang, seni sajak, musik, arsitektur dalam tempat-tempat ibadah dan tempat berkumpul (Sinagoga, masjid serta istana-istana malahan rencana kota).
Seni religius dalam lingkungan kristiani ditandai dengankepercayaan pada penjelmaan sabda ilahi sebagai manusia dalam diri Yesus Kristus. Maka manusia dan segala yang berhubungan dengan masyarakat dan sejarah manusia yang dainggap paling cocok untuk memperlihatkan Tuhan dan keterlibatannya dalam dunia. Dalam hal ini terdapat perbedaan antara lingkungan gereja di sebelah Timur Laut Tengah (Kabatrikan Istambul, Ryzantium Konstatinopel, Anthiokia, Iskandaria). Seni religius dan segala bentuknya (spiritual) dipengaruhi oleh anggapan itu lepas dari madayarat terdapat upacara-upacara syurgawi. Bagian barat (gereja latin) dipengaruhi oleh anggapan itu juga sampai sekitar menjelang abad ke-10, tetapi mulai sekitar tahun 1000 di Eropa Barat dalam banyak bidang (spiritual, senirupa, sastra, penyelenggaraan negara serta pengurus masyarakat dan perdagangan, lalu ilmu alam dan lain-lain) muncullah minat besar yang konkret, partikular dan individual itulah yang menjadi nyata dalam perkembangan seni khususnya dalam seni religius. Seni religius yaitu meminati dan menampilkan segala seluk beluk kehidupan manusia sedemikian rupa sehingga justru itulah yang menjadi lambang kehadiran Tuhan yang diperlukan dan dirindukan hati manusia.
Abad pertengahan merupakan abad gelap yang menghalangui kreativitas seniman berkarya seni. Agama nasrani (kristen) yang mulai berkembang dan berpengaruh kuat pada masyarakat akan menjadi “belenggu”seniman /
Gereja kristen lama bersifat memusuhi seni dan tidak mendorong refleksi filosofis terhadap suatu hal itu. Seni mengabdi hanya untuk kepentingan gereja dan kepentingan sorgawi. Karena memamng kaum gereja beranggapan bahwa seni itu hanyalah dan selalu memperjuangkan bentuk visual yang sempurna (idealisasi). Manusia merupakan pusat penciptaan. Segala sesuatu karya kembali kepada manusi sebagai subjek matternya. Hal ini dinamakan anthroposentris dan muculah Renaisance.


v  Pengertian Zaman Renaisance
Renaissance ialah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Perkembangan itu terutama sekali dalam bidang seni lukis dan sastra. Akan tetapi, di antara perkembangan itu terjadi juga perkembangan dalam bidang filsafat. Renaissance telah menyebabkan manusia mengenali kembali dirinya, menemukan dunianya. Akibat dari sini ialah muncul penelitian-penelitian empiris yang lebih giat. Berkembangnya penelitian empiris merupakan salah satu ciri Renaisance.. Di dalam bidang-bidang filsafat, zaman Rennaisance tidak menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Zaman ini sering juga di sebut Zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini ialah manusia di anggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan dari gereja (kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir, maka humanism menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia. Jadi, ciri utama Renaissance ialah humanism, individualism,lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), empirisme, dan rasionalisme. Hasil yang diperoleh dari watak itu ialah pengetahuan rasional berkembang. Filsafat berkembang bukan pada Zaman Renaissance itu , melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman Modern). Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu. Agama (Kristen) semakin ditinggalkan, ini karena semangat humanism itu. Ini kelihatan dengan jelas kelak pada Zaman Modern.
 Tokoh renesans (dari kata Renaissance ),Leon Battista mengatakan bahwa lukisan adalah penyajian tiga dimensi/ ia menekankan penggambaran yang setia dan konsisten dari sunjek dramatik sebuah lukisan. Battista berpendapat pula bahwa sreniman harus mempelajari ilmu anatomi manusia, dan kaidah kaidah teknik senirupa yang laim. Dengan kata lain , seniman harus perlu mengikuti pendidikan khusus, selain mengembangkan bakat seninya. Pandangan ini pun diikuti para ahli lainnya dan para seniman jaman intermasuk Leonardo da Vinci. Istilah akademis dalam seni mulai tampak dirintis.karenan ada usaha ilmu seni secara rasional (teori yang berlandasankan kaidahYunani/Romawi).


Relief danPatungpadadindingKatedral, Estetika Abad Pertengahan

v  Ciri-ciri Estetika Renaisans
1.      Seni lukis-pahat: bersifat mental-inteligens (causa-mentale).
2.      Seni-puisi: “meniru alam”; ilmu-ilmu empiris memberikan petunjuk berguna.
3.      Seni-seni plastis, mis. Sastra: ada tujuan moral; yakni perbaikan sosial, tetapi tetap ideal.
4.      Keindahan: properti objektif benda-benda (order, harmoni, proporsional, kebenaran).
5.      Seni masa klasik telah menurun, rahasianya telah hilang; seni makin merosot mutunya.

v  Dampak Setelah Renaisance Terhadap Pemikiran Orang-Orang Eropa
1.      Setelah berkembangnya zaman Renaisance di Eropa, masyarakat mengalamiPerubahan pada SDM yang terdiri dari :
a)      Perubahan pola pikir emosional menjadi rasional. Pemikiran yang rasional menjadi dasar utama / satu-satunya jalan untuk mengungkap rahasia alam, bukan melalui agama. Agama gereja mulai ditinggalkan.
b)      Pada jaman abad tengah, kehidupan di Eropa diatur oleh ”Theosentris’’ yaitu segala sesuatu berpusat pada kepercayaan. Namun setelah muncul Renaissance, kehidupan mereka diatur oleh ’’Anthroposentris’’ yaitu segala sesuatu yang dilakukan berpusat pada manusia. Pada abad tengah mereka percaya pada takdir, tapi pada renaissance mereka percaya pada nasib.
c)       Pada jaman abad tengah segala sesuatu dilakukan secara kolektif. Sebaliknya pada jaman renaissance, segala sesuatu dilakukan secara individual
d)      Pada jaman abad tengah segala sesuatu dilakukan berdasarkan spiritual. Dan di jaman renaissance, segala sesuatu dilakukan berdasarkan materi.
2.      Perubahan pada Kebudayaannya
Pada perubahan kebudayaan ini yang ditekankan adalah membentuk manusia yang humanis. Humanisme adalah proses pembentukan manusia yang otonom, rasional, bebas, bertanggungjawab, sehat fisik dan spiritual. Perubahan kebudayaan ini adalah pada bidang seni. Yaitu seni bangunan /arsitektur dan seni lukis. Seniman lukis yang sangat terkenal pada saat itu adalahLeonardo da Vinci , lewat karya "Monalisa". Dan seniman patung Michelangelo, yang terkenal dengan patung PIETA, yaitu patung Yesus dipangkuan Bunda Maria.

v  Dampak Positif Renaissance
1.      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ).
2.      Orang mulai berpikir kritis. Menjadi maju, baik SDM maupun kebudayaannya.
3.      Reformasi Gereja.

v  Tokoh- tokoh ada Zaman Renaisance
ü  Marsilio Ficinno (1433-99),
ü  the new academy (1492).
ü   B. Alberti (1409-1472).
ü   Leonardo da Vinci (1452-1519).



@ Thomas Aquino (1225-1274)
Filosofi lain yang terkenal pada zaman pertengahan adalah Thomas Aquino (1225-1274). Ia menulis mengenai esensi dari keindahan. Rumusannya yang terkenal adalah "keindahan berkaitan dengan pengetahuan". Sesuatu disebut indah jika menyenangkan mata si pengamat, namun di samping itu terdapat penekanan pada pengetahuan bahwa pengalaman keindahan akan bergantung pada pengalaman empirik dari pengamat. Selanjutnya, ia berpikir bahwa keindahan adalah hasil dari tiga syarat: keseluruhan (lat. Integritas) atau kesempurnaan, keselarasan yang benar (lat. Proportio) dan kejelasan atau kecemerlangan. Secara umum gagasan Thomas Aquinas merupakan rangkuman segala filsafat keindahan yang sebelumnya telah dihargai. Sejalan dengan Aristoteles, Thomas Aquinas menekankan pentingnya pengetahuan dan pengalaman empiris-aposteriori yang terjadi dalam diri manusia.Thomas  beranggapan mengenai keindahan merupakan suatu rangkuman dimana segala unsur lama dihargai dengan mengetengahkan peranan dan rasa si subyek dalam terjadinya keindahan. Dalam seluruh karya Thomas terdapat beberapa uraian pendek mengenai keindahan.
Tentang Thomas Aquino dianggap penting untuk dipelajari karena:
a.       Memuat suatu unsur baru yang merupakan perintis jalan bagi perkembangan anggapan tentang keindahan selama masa modern,
b.      Selain itu Thomas amat seringkali dikutip dalam penjelasan-penjelasan mengenai keindahan.
2.2  EstetikaAbad Pramodern
Anthony Ashley Cooper mengembangkan metafisikaneoplatoistik yang memimpikansatudunia yang harmonis yang diciptakanolehTuhan.Aspek- aspekdarialam yang harmonispadamanusiainitermasukpengertian moral yang menilaiaksi-aksimanusia, dansatupengertiantentangkeindahan yang menilaidanmenghargaisenidanalam. Keagungan, termasukkeindahanmerupakankategoriestetika yang terpenting.
David Hume lebihbanyakmenerimapendapat Anthony tetapiiamempertahankanbahwakeindahanbukansuatukualitas yang objektifdariobjek. Yang dikatakanbaikataubagusditentukanolehkonstitusiutamadarisifatdankeadaanmanusia, termasukadatdankesenanganpribadimanusia.Hume jugamembuatkonklusi, meskipuntakadastandar yang mutlaktentangpenilaiankeindahan, seleradapatdiobyektifkanolehpengalaman yang luas, perhatian yang cermatdansensitivitaspadakualitas-kualitasdaribenda.






 Karya Lithograph, Daumier, gayarealisme EstetikaPramodern: ekspresi yang cenderungotonom

Immanuel Kant, seperti Hume, bertahanbahwakeindahanbukanlahkualitasobjektifdariobjek. Sebuahbendadikatakanindahbilabentuknyamenyebabkan salingmempengaruhisecaraharmonis,diantara imajinasidanpengertian (pikiran). Penilaianseleramaknanyasubjektifdalamartiini.
Dari sinisekitarabad ke-19 munculbeberapaalirandiantaranyaimpresionismedanekspresionisme.Yang manapadadahulukalaparasenimansendiriikutmengambilbagiandalammerumuskanpendangan-pandanganmerekatentangcirikhasdanperanankesepiandalamperkembanganmanusiamaupunmasyarakat.

& ImpressionismedanEkspresionisme
Impresionismeadalahsuatugerakansenidariabad 19 yang dimulaidariParispadatahun1860an.NamainiawalnyadikutipdarilukisanClaude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleillevant"). Sebenarnya kata “impresionisme” padapermulaandipakaisebagaisuatusindiranataupenghinaanterhadapmereka yang kurangpatuhpadaperaturan-peraturandanpatokan-patokan yang dianggapperludiindahkan agar suatukaryasenidapatterlaksana.Pokoknyapelukisinginmengabadikan “kesan”nya (“impression”) danmemperlihatkannyakepadasipenontonlukisannya.
Karakteristikutamalukisanimpresionismeadalahkuatnyagoresankuas, warna-warnacerah (bahkanbanyaksekalipelukisimpresionis yang mengharamkanwarnahitamkarenadianggapbukanbagiandaricahaya), komposisiterbuka, penekananpadakualitaspencahayaan, subjek-subjeklukisan yang tidakterlalumenonjol, dansudutpandang yang tidakbiasa.
Pengarangimpresionistismelahirkankembalikesanatassesuatu yang dilihatnya.Kesanitubiasanyakesansepintaslalu.Pengarangtakkanmelukiskannyasampaimendetail, sampaikepada yang sekecil-kecilnyasepertidalamaliranrealismeataunaturalisme, supayaketegasan, spontanitaspenglihatan, danperasaanmulapertamatetaptakhilang.Lukisansepertiitulahlukisanberaliranimpresionisme.
Ekspresionismeadalahsuatualirandalamsenirupa yang melukiskansuasanakesedihan, kekerasan, kebahagiaan, ataukeceriaandalamungkapanrupa yang emosionaldanekspresif. Salah seorangpelukis yang beraliranekspresionismeadalah Vincent van Gogh (1853-1890). Lukisanlukisannyapenuhdenganekpresigejolakjiwa yang diakibatkanolehpenderitaandankegagalandalamhidup.
Aliranekspresionismelebihterbataspadabeberapatokohsaja.Karyamerekamemangtidakterlepassamasekalidariapa yang merekalihatdanapa yang kiranyatelahmenjadialasanmengapamaumelukis. Hasratuntukmengucapkandanseakan-akanmewujudkanapa yang adadalampengalamandanhatimereka (“exspression”) menandaidanmewarnaikaryaseni yang bersangkutan.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada masa purba tokoh estetik memegang peranan penting mengenai filasafat kindahan adalah Pseudo Dionysius Areopagita dengan karyanya yang sangat dipengaruhi oleh Neoplatonisme dan Agustinus. Thomas Aquino juga merupakan tokoh abad pertengahan yang memaparkan beberapa uraian pendek mengenai keindahan.  Seni rupa , sastra,  musik dan drama sebelum adn sesudah abad prtenaghan berkembang dengan dipengaruhi oleh agama. Dalam lingkungna kristiani selama abad pertengahan , teori dan filsafat serta teologi mengenai simbol menjadi suatu gaya pendorong guna mengemabangkan berbagai bentuk seni. Teori dan filsafat mengenai kesenian dan karya seni yang akan muncul dalam masa\moderen dilataarbelakangi oleh anggapan-anggapan tentang simbol yang berasal dari lingkungan kristiani, pada awalnya. Bedanya ialah dalam rangka seni religius dan dalam rangka itu menjadi a symbol of the beyond. Sedangkan gaya simbol kesenian moderen biasanya justru tidak mneunjukkna suatu beyond yang bersifat trensenden  melainkan suatu beyond manusiawi dan duniawi.

3.2  Saran
Seniman harus perlu mengikuti pendidikan khusus, danterusmengembangkan bakat seninya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar